Thursday, March 12, 2009

DAMPAK DARWINISME BAGI KEHIDUPAN


Sampai saat ini tema evolusi masih tetap di ajarkan di sekolah-sekolah. Meskipun sebagian guru tidak percaya bahwa manusia berasal dari binatang, namun serpihan-serpihan konsep evolusi masih tetap exist di dalam pelajaran berbagai pelajaran di sekolah, terutama dalam pelajaran biologi dan sejarah. Serpihan-serpihan pikiran evolusi ini menjadi penghambat para pelajar untuk sungguh-sungguh beriman kepada Kitab Suci. Di satu sisi mereka percaya bahwa alam semesta dicipta oleh Allah dalam waktu 6 hari. Namun sisi lain mereka percaya bahwa proses terjadinya manusia dan makhluk-lainnya butuh waktu jutaan tahun. Da satu sisi mereka diajarkan untuk percaya sepenuhnya pada Alkitab yang adalah firman Tuhan. Namun sisi lain mereka juga harus menerima pengajaran sekolah yang isinya bertentangan dengan firman Tuhan. Seorang murid saya dengan kebingungan bertanya kepada guru biologinya yang mengajarkan teori evolusi. Dia mempertanyakan perbedaan antara Alkitab dengan pelajaran pelajaran biologi mengenai asal mula manusia. Guru biologi tersebut menjawab, "Kebenaran dalam Alkitab tidak bisa diterapkan di dalam illmu biologi. Ini dua bidang yang berbeda." Dalam benak siswa kebenaran itu telah terkoyak-koyak. Tidak ada kesatuan di dalam kebenaran. Ketika kebenaran sudah saling berkontradiksi maka logika tidak lagi butuhkan.

Sebelum kita membongkar berbagai kesalahan yang terdapat di dalam teori evolusi di dalam tulisan saya yang lain, ada baiknya kita disadarkan dulu akan bencana yang telah ditimbulkan sebagai dampak dari teori evolusi Darwinisme. Berikut ini adalah beberapa dampak dari Darwinisme bagi kehidupan.

1. Bertumbuhnya Atheisme.
Dengan adanya teori evolusi maka atheisme memiliki dasar berpijiak dan alasan untuk membela pandangannya. Oleh karena Tuhan tidak lagi diperlukan untuk menerangkan soal penciptaan serta asal mula terjadinya alam semesta ini, maka manusiapun merasa tidak perlu lagi percaya kepada-Nya.

2. Bertumbuhnya Rasisme
Buku karangan Darwin berjudul “The origin of Species by Natural Selection” mempunyai anak judul “THE PRESEVERATION OF FAVORED RACES IN STRUGGLE FOR LIFE” (Pemeliharaan Suku Bangsa yang Terkuat dalam Pergumulan Kehidupan). Ia menulis, “Kita sedang menantikan suatu dunia di waktu dekat ini, di mana sejumlah besar bangsa-bangsa yang rendah peradabannya akan mengalami kemusnahan oleh tindakan bangsa-bangsa yang lebih tinggi tingkat peradabannya di seluruh kawasan dunia.” Teori Evolusi mengajarkan bahwa suatu bangsa lebih baik dan lebih tinggi derajatnya, sedangkan Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia sederajat di hadapan Allah.

3. Pertumbuhan Komunisme, Nazisme & Fasisme
Baik Nietzsche maupun Marx sangat terpengaruh oleh teori evolusi serta paham yang menganggap makhluk yang kuat saja yang dapat bertahan hidup. Marx telah memperkenalkan paham Sosialisme, Komunisme dan paham anarki. Nietzsche mempengaruhi pikiran bangsa Jerman yang menyebabkan timbulnya Nazisme, dan filsafatnya itu juga sangat mempengaruhi Mussolini sehingga membangkitkan gerakan Fasisme di Itali. Ravi Zakharia mengatakan, “Perang Dunia II bukan dimulai dari barak-barak militer ataupun dari hasil diskusi para jenderal, melainkan dimulai dari bangku sekolah.”

4. Bertumbuhnya pahan tidak bermoral (New Morality)
Revolusi pikiran yang dicetuskan oleh Freud, Russel dan sarjana-sarjana lainnya dipengaruhi oleh Darwinisme. Oleh karena manusia telah mulai menyadari tentang dirinya sebagai makhluk “binatang” yang paling tinggi derajatnya setelah mengalami proses evolusi dan bahwa kesempurnaan diri seseorang itu tergantung pada kepuasan diri sendiri, maka paham ini telah menimbulkan gejala suburnya hubungan seks bebas, gay-revolution, kesenjangan generasi, kehancuran kehidupan rumah tangga, dan banyaknya orang-orang yang kecanduan narkoba.

5. Bertumbuhnya liberalisme dalam sistem pengajaran.
Paham evolusi telah merasuk jauh sampai ke dalam bidang filsafat pendidikan melalui filsafat pendidikan John Dewey. “Dewey adalah ahli filsafat pendidikan yang pertama yang memanfaatkan secara sistematis sekali paham Darwin.” Dewey berpendapat bahwa tidak ada kebenaran yang sesungguhnya. Yang ada hanyalah “tanggapan pemikiran yang dijamin kebenarannya.” Paham Dewey telah memainkan peranan dalam sistem pengajaran di seluruh dunia. Sikap pendidikan dan kebebasan untuk menyelesaikan persoalan diri sendiri, dan sikap menentukan tujuan hidup diri sendiri merupakan konsekwensi logis dari paham Dewey. Seseorang dapat menentukan pilihannya dalam belajar dan bekerja menurut kehendaknya sendiri. “Biarlah alam mencari jalannya sendiri.” Biarkan anak-anak menemukan dirinya sendiri. Be your self! Berbagai bentuk aturan hanya menghambat proses pertumbuhan anak. Bebaskan pendidikan dari pengaruh kekristenan. Toh, tujuan terakhir dari segala sesuatunya adalah kepuasan dalam diri sendiri – kehendak daging!

6. Bertumbuhnya paham humanisme
Oleh karena manusia dianggap tidak pernah “jatuh” ke dalam dosa, akan tetapi lebih cenderung mengalami evolusi dari tingkat “makhluk binatang” menjadi makhluk yang makin hari makin beradab, maka tidak diperlukan adanya penebusan dosa di dalam Kristus, tidak diperlukan penyesalan akan dosa-dosa, tidak diperlukan keselamatan, oleh karena evolusi adalah juruselamat bagi umat manusia! Segi pandangan evolusi ini membuat ketegasan sikap anti-Alkitab dan anti-Kristen.

7. Keraguan terhadap Firman Tuhan
Jika teori evolusi adalah benar, maka Kejadian 1 pasti salah. Kalau Kejadian 1 salah, maka seluruh kitab Kejadian tidak dapat dipercaya. Konsekwensi logisnya seluruh Perjanjan Lama dan seluruh Perjanjian Baru tidak dapat dipercaya. Konsekwensi logis selanjutnya iman Kristen adalah salah. [VB]

http://victormordechai.blogspot.com/

1 comment: