Monday, March 9, 2009

DOKTRIN MANUSIA




Kejadian 1:27-28; Kejadian 9:6; Mazmur 8

Peta dan teladan Allah adalah sifat yang paling dasar dari manusia. Peta dan teladan Allah inilah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan lainnya. Jika peta dan teladan Allah itu hilang, maka manusia kehilangan sifat kemanusiaannya (tidak dapat disebut sebagai manusia).


A. ARTI PETA DAN TELADAN ALLAH

1. Allah adalah induk dan sumber dari kemanusiaan manusia. Sifat dasar manusia (yang membedakannya dengan binatang) berasal dari Allah. (Kej 1:27-28)

2. Allah adalah tujuan hidup manusia. Segala yang dilakukan oleh manusia hanyalah untuk memuliakan Allah yang adalah sumber hidupnya. (Kol 1:16)

3. Manusia harus meneladani Allah sendiri. Untuk menjadi manusia yang ideal maka seseorang harus menjadikan Allah sebagai teladan hidupnya.

4. Walaupun manusia seperti Allah tetapi manusia bukan Allah. Sifat manusia yang ideal haruslah mencerminkan kemuliaan dari sifat-sifat Allah. Namun di pihak lain ia juga harus sadar bahwa dirinya bukanlah Allah yang harus disembah, melainkan hanya sebagai ciptaan yang terbatas.



B. BEBERAPA UNSUR DARI PETA DAN TELADAN ALLAH


1. Manusia adalah makhluk rohani. Karena Allah itu Roh, maka Ia menciptakan manusia sebagai makhluk rohani. Dengan adanya kerohanian ini maka manusia memiliki beberapa kemampuan yang tidak dimiliki oleh binatang, yaitu:

· Manusia dapat berpikir dan merasakan hal-hal melampaui materi, yaitu memahami hal-hal yang bersifat rohani dan supranatural (supra alami)

· Manusia dapat berserpons kepada Allah di dalam doa-doanya serta mengerti firman Tuhan.

· Karena manusia adalah makhluk rohani maka hal ini memungkinkan bagi Roh Kudus untuk bekerja di dalam diri manusia dan memberikan iman.


2. Manusia adalah makhluk yang mempunyai hati nurani. Karena Allah itu suci maka Ia memberikan hukum moral di dalam diri setiap manusia. Hukum moral ini disebut dengan hati nurani. Nur berarti cahaya. Hati nurani berarti cahaya yang menerangi hati manusia. Ketika seseorang berbuat baik maka hati nuraninya akan menjadi sahabat yang menyetujui dan mengihibur dirinya. Sebaliknya, jika seseorang berbuat dosa, maka hati nuraninya akan menegur dan menuduhnya.

3. Manusia adalah makhluk yang kekal. Karena Allah itu kekal, maka Ia menciptakan manusia dengan memiliki sifat kekekalan. Kematian bukanlah akhir dari segalanya. Setelah mati seseorang akan menghadap tahta Tuhan untuk mempertanggungjawabkan kehidupannya selama di dunia. Jika manusia tidak mengenal Tuhan, maka ia akan hidup tanpa penyertaan Tuhan selama-lamanya.

4. Manusia memiliki rasio/pikiran. Karena Allah adalah kebenaran, maka Ia menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, supaya manusia dapat memahami kebenaran Allah. Maka pikiran manusia seharusnya diisi oleh kebenaran Tuhan dan senantiasa tunduk kepada kebenaran-Nya.



C. PENGARUH DOSA TERHADAP PETA DAN TELADAN ALLAH

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka dosa telah merusak peta dan teladan Allah yang ada di dalam diri manusia. Dosa tidak menghilangkan peta dan teladan Allah, namun telah merusak dan mencemarinya. Perbedaan antara kehilangan dengan kerusakan dari peta dan teladan Allah:

  • kehilangan peta dan teladan Allah: berarti manusia telah kehilangan siat-sifat kemanusiaannya (sifat rohani, berhatinurani, kekal, dan memiliki pikiran). Ia tidak dapat lagi disebut sebagai manusia karena telah sejajar dengan binatang. Pendapat ini harus kita tolak.
  • Pendapat yang benar adalah dosa telah merusak peta dan teladan Allah, artinya: manusia tetap sebagai makhluk yang memiliki sifat-sifat kemanusiaannya dan memiliki martabat yang harus dihormati. Namun sifat-sifat dasarnya telah tercemar oleh dosa, yakni:


(a) Ia masih sebagai makhluk rohani, namun rohaninya tidak lagi menyembah kepada Allah yang benar.

(b) Ia masih memiliki hati nurani, namun hati huraninya tidak berfungsi sebagai mana mestinya, dan bahkan terkadang bertentangan dengan standart moral Allah.

(c) Ia masih memiliki kekekalan, namun di dalam kekekalannya ia terpisah dari Allah dan mendapat hukuman kekal.

(d) Ia masih dapat berpikir, namun pikirannya tidak tunduk kepada kebenaran Allah. ?[vb]

No comments:

Post a Comment