Sunday, March 8, 2009

DOKTRIN ALLAH

I. ALLAH TRITUNGGAL

A. Pernyataan Doktrin
Allah yang sejati adalah Allah Tritunggal. Pengertian dari Allah Tritunggal adalah” “Allah memiliki 3 pribadi (oknum) 1 esensi (substansi)”. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai Allah Tritunggal:

  1. Hanya ada satu Allah (Ul 6:4; 1Kor 8:4,6; Yer 10:10)
  2. Dalam ke-Allahan itu ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ketiganya Allah yang Esa, benar, dan kekal, sama dalam hal Zat-Nya, setara dalam kuasa dan kemuliaan-Nya. (1Yo 5:7; Mat 3:16-17; 28:19; 2Kor 13:13; Yoh 10:30)
  3. Masing-masing pribadi tersebut berbeda satu dengan yang lain (Mat 3:16-17).

B. Doktrin yang sulit untuk dipahami
Doktrin tentang Allah Tritunggal merupakan salah satu doktrin yang unik dan sulit dimengerti. Sebab dasar konsep keberadaan Allah yang tunggal sekaligus jamak adalah suatu hal yang melampaui kemampuan pikiran kita.

  • Ketunggalan (keesaan) keberadaan-Nya berarti hanya ada satu Allah.
  • Kejamakan-Nya berarti ada tiga pribadi yang berbeda yang semuanya adalah Allah.

Sekalipun doktrin ini sulit diterima dengan akal manusia namun kita tetap mempercayainya karena Alkitab tidak memberikan pandangan alternatif yang lain. Dan adalah suatu hal yang wajar bila doktrin Allah Tritunggal sulit dipahami oleh akal manusia. Sebab Allah yang sejati adalah Allah yang jauh lebih besar dari pada akal manusia. Sebaliknya, Allah yang terlalu gampang dipahami adalah allah hasil ciptaan (karangan) pikiran manusia yang terbatas.

C. Doktrin Allah NON-Tritunggal
Karena doktrin Allah Tritunggal sulit dipahami, maka banyak orang yang menolaknya dan mencari alternatif lain yang lebih mudah untuk dipahami. Namun tanpa disadari pilihan lainnya justru memiliki sejumlah masalah yang sangat serius. Di bawah ini adalah beberapa kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan kepada Allah Tritunggal.

1. Unitarianisme adalah suatu bentuk monotheisme yang berbeda dengan monotheisme Allah Tritunggal. Unitarian tidak mempercayai akan adanya tiga pribadi Allah seperti pada doktrin Allah Tritunggal. Unitarian percaya bahwa Allah hanya memiliki satu pribadi. Kelemahan (kekurangan) dari unitarianisme adalah pandangan ini kehilangan dua sifat Allah yang penting, yaitu:

  • Self dependent (bergantung pada dirinya sendiri)
  • Self suficient (cukup pada dirinya sendiri)

Untuk menyatakan sifat kasihnya, Allah unitarian tidak dapat bergantung pada dirinya sendiri ataupun cukup pada dirinya sendiri. Sebagai allah yang kesepian, allah unitarian membutuhkan keberadaan objek lain untuk dikasihinya. Untuk menyatakan kasihnya ia harus menciptakan suatu makhluk. Kasihnya sangat bergantung pada keberadaan ciptaannya.
Ketritunggalan dalam Allah merupakan dasar pokok penegasan bahwa Allah itu kasih adanya. Allah Tritunggal bukanlah Allah yang kesepian. Ia tidak memerlukan ciptaan sebagai objek kasih-Nya. Sebagai Tritunggal, Allah sudah puas dengan diri-Nya (self-suficient) dan tidak perlu menciptakan ataupun menyelamatkan suatu objek lain yang diluar diri-Nya. Karena Allah Tritunggal memiliki tiga Pribadi maka Ia dapat saling mengasihi satu sama lain. Dengan demikian, penciptaan dan penyelamatan merupakan tindakan kemurahan hati sepenuhnya, ungkapan Allah sebagai kasih yang bebas dan abadi.

2. Politheisme adalah suatu kepercayaan pada banyak allah. Politheisme kehilangan tiga sifat Allah yang penting:

  • Maha Kuasa
  • Maha Ada
  • Maha Tahu

Hal ini disebabkan karena kekuasaan, keberadaan dan pengetahuan allah politheisme telah dibatasi oleh bagian/bidang kekhususannya masing-masing. Contoh:
  • Allah penguasa langit ada dilangit, berkuasa dilangit, dan mengetahui persoalan yang ada di langit.
  • Allah penguasa langit tidak berkuasa di bumi.
  • Allah penguasa langit tidak berada di bumi.
  • Allah penguasa langit tidak tahu persoalan bumi.

3. Atheisme tidak percaya akan adanya Allah. Atheisme mengalami kesulitan dalam memberi penjelasan mengenai:

  • asal mula alam semesta
  • makna dan tujuan hidup

Karena orang Atheis tidak percaya akan adanya Allah, maka orang atheis menyakini bahwa tidak ada yang menciptakan alam ini. Alam datang dari alam sendiri, melalui proses evolusi yang panjang. Semuanya terjadi secara kebetulan, dan tidak ada sesuatu yang merencanakannya. Karena munculnya secara kebetulan, maka alam semesta maupun hidup ini tidak memiliki tujuan sama sekali.”


II. SIFAT ALLAH

Mengapakah kita perlu mempelajari sifat-sifat Allah? Kita perlu mempelajari sifat sifat Allah karena:

  1. Sebagai ciptaan Allah, kita harus mengenal Pencipta kita.
  2. Pengenalan seseorang akan Allah akan mempengaruhi sikapnya terhadap Allah. Pengenalan yang salah terhadap Allah akan menimbulkan sikap yang salah terhadap Allah.

Di bawah ini adalah beberapa sifat Allah yang harus diketahui:

A. MAHA KUASA (Omni Potent)
Allah Maha kuasa berarti kekuasaan-Nya tidak terbatas. Allah memiliki semua kuasa. "Satu kali Allah berfirman, dua hal yang kudengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya" (Maz 62:12). Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Ia sanggup (mampu) melakukan apa saja yang dikehendakinya. Segala kehendak-Nya pasti terlaksana. Segala rencana-Nya tidak mungkin gagal. Tidak ada di alam semesta yang mampu menggagalkan atau mengacaukan rencana-Nya.

Kemahakuasaan Allah merupakan ancaman bagi orang jahat dan sekaligus sebagai penghiburan bagi orang percaya. Setiap orang yang berbuat jahat suatu saat nanti harus mempertanggujawabkan segala perbuatannya di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Dan setiap orang yang percaya kepada Allah dipelihara dan dijagai-Nya.

Kekuasaan Allah dinyatakan dalam karya-Nya, yaitu:
  • karya penciptaan
  • karya pemeliharaan
  • karya penyelamatan

B. MAHA ADA/HADIR (Omni Present)
Allah adalah Roh yang tidak terbatas, yang dapat Mahahadir. Allah tidak terikat oleh ruang dan waktu. Keberadaan-Nya melampaui ruang dan waktu. Allah berada di segala tempat dalam waktu yang sama. Ia secara utuh berada dimanapun dalam waktu yang sama. "Dia tidak jauh dari kita masing-masing sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak dan kita ada" (Kis 17:27-28). Karena Allah Mahaada maka kita dapat datang beribadah kepada Allah kapan saja dan di mana saja. Kemahahadiran Allah merupakan penghiburan bagi orang percaya, dan sesuatu yang menakutkan bagi orang yang tidak percaya. Di manapun dan sampai kapanpun manusia tidak dapat lari dari hadapan-Nya.

C. MAHA TAHU (Omni Science)
Maha tahu berarti “memiliki semua pengetahuan.” Allah sebagai keberadaan yang tidak terbatas mampu untuk menyadari segala sesuatu, mengerti segala sesuatu dan mengetahui segala sesuatu. Allah tidak perlu belajar sesuatu untuk atau mendapat pengetahuan yang baru. Masa yang akan datang ataupun masa yang telah berlalu sepenuhnya diketahui oleh Allah. "Sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya semua telah Engkau ketahui, ya Tuhan" (Maz 139:4).

Allah tidak pernah dikejutkan oleh apapun juga. Allah tidak pernah dibingungkan dengan persoalan-persoalan yang membingungkan kita. Pengetahuan Allah melampaui pemikiran manusia, sehingga memungkinkan Dia untuk dapat menyelesaikan misteri yang masih tersembunyi bagi kita.

Allah mengetahui isi hati dan pikiran setiap manusia. Ia tahu segala kekhuatiran serta kebutuhan kita. Karena Allah Mahatahu, maka ia juga tahu segala dosa kita. Tidak seorangpun dapat menyembunyikan dosanya dari hadapan Allah.

D. KUDUS
Kata kudus dalam Alkitab memiliki dua arti:
  1. Keterpisahan atau keberbedaan. Allah maha kudus berarti Allah berbeda secara mendalam dengan semua ciptaan-Nya yang lain. Kemuliaan-Nya melampaui segala sesuatu sehingga Ia patut mendapat pujian dan penyembahan.

  2. Kemurnian dan kebenaran tindakan Allah. Ia betul-betul murni dan sempurna, tanpa dosa atau kejahatan. Allah melakukan apa yang benar. Dia tidak pernah melakukan sesuatu yang salah. Tidak ada kejahatan di dalam kebaikan-Nya. Allah yang kudus menuntut umatnya hidup kudus, yaitu merefleksikan kebenaran Allah dan kemurnian-Nya.

E. BAIK
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran (Yakobus 1:17)

Allah adalah kebaikan yang sempurna. Kesempurnaan kebaikan Allah bagaikan kesempurnaan terangnya matahari. Sinar matahari berasal dari dirinya sendiri. Ia sama sekali tidak memiliki bayang-bayang gelap (sisi gelap). Sedangkan bumi dan bulan tidak memiliki sinar pada dirinya sendiri. Bumi dan bulan mendapatkan cahaya dari matahari. Salah satu sisi bumi dan bulan yang mengarah kepada matahari akan menjadi terang, sedangkan sisi lain yang tidak mengarah ke matahari akan mengalami kegelapan.

Demikian pula dengan kesempurnaan kebaikan Allah: Allah adalah kebaikan yang sempurna, dan sumber dari segala kebaikan. Tidak ada bayang-bayang kejahatan pada diri Allah. Allah tidak punya niat jahat. Ketika Allah mengijinkan orang-orang benar mengalami musibah, semua itu diijinkan terjadi demi kebaikan orang-orang yang mengasihi-Nya (Rom 8:28).

Sedangkan manusia tidak memiliki kebaikan pada dirinya sendiri. Manusia baru dikatakan baik bila ia mengarahkan hidupnya kepada Allah dan menyesuaikan sifat-sifatnya dengan sifat-sifat Allah. Jika manusia tidak mengarahkan hidupnya kepada Allah, maka apapun yang diperbuat manusia, ia berada di dalam kegelapan dosa.

F. ADIL
Definisi umum dari keadilan adalah memberikan apa yang sepatutnya. Definisi keadilan menurut Alkitab adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebenaran, yaitu melakukan apa yang benar. Pada saat Allah bertindak adil, maka itu berarti Ia melakukan apa yang benar (Kej 18:25; Rom 9:14).

Dua hal yang berada di luar kategori keadilan, yaitu ketidakadilan dan anugerah. Di bawah ini adalah persamaan dan perbedaan antara ketidakadilan dan anugerah:

  • Ketidakadilan berada di luar kategori keadilan dan merupakan pelanggaran terhadap keadilan. Contoh: Memberi hukuman yang lebih ringan atau lebih berat dari pada yang seharusnya. Memberi upah kurang dari pada yang seharusnya.

  • Anugerah adalah pemberian cuma-cuma dari Allah kepada manusia yang tidak layak menerimanya. Anugerah juga merupakan hal yang berada diluar kategori keadilan, tetapi tidak melanggar keadilan. Contoh: Menanggung hukuman bagi orang lain serta mengampuni orang yang bersalah. Melunasi hutang orang lain. Memberi upah lebih banyak dari pada yang dijanjikan.

Allah yang adil sudah sepatutnya menghukum manusia yang berdosa. Sebab upah dosa adalah maut (Rom 6:23). Tetapi Allah juga berhak memberikan anugerah keselamatan kepada orang-orang tertentu. Sebab Ia adalah Allah yang berdaulat. Seperti yang dikatakan-Nya kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati" (Rom 9:15). Manusia tidak berhak menuntut anugerah keselamatan dari Allah. Itu adalah hak prerogatif Allah.


III. KARYA ALLAH

A. PENCIPTAAN
Penciptaan adalah karya Allah Tritunggal. Dalam karya itu Ia memberi keberadaan pada segala yang ada, yang sebelumnya tidak ada, baik materi maupun spiritual. Allah menciptakan alam semesta dari yang tidak ada (ex nihilo) menjadi ada oleh kekuasaan firman-Nya (Kejadian 1). Ia tidak mencipta dari bahan materi yang telah tersedia melainkan mencipta dari kekosongan. Segala materi baru ada setelah diciptakan oleh Allah (Yohanes 1:3). Segalanya dicipta oleh Allah selama enam hari.

B. PEMELIHARAAN
Setelah menciptakan alam semesta, kemudian Allah memelihara semua makhluk-Nya, bekerja dalam segala sesuatu yang terjadi di dunia dan mengarahkan segala hal kepada tujuan yang ditetapkan-Nya (Rom 8:28). Pemeliharaan menyatakan bahwa Allah senantiasa mempertahankan, memperbaharui dan mengatur ciptaan-Nya. Ajaran ini digambarkan dalam kisah Yusuf, yang diculik dan dibuang ke Mesir: pada kemudian hari peristiwa itu dilihat sebagai pemeliharaan Allah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang dilanda kelaparan (Kej 45:1-34).

Pemeliharaan Allah meliputi seluruh alam semesta dan Allah bekerja dalam segala sesuatu (Mazm 115:3; Mat 10:30; Ef 1:11). Gejala-gejala alam seperti angin dan hujan, bahkan yang kelihatan sebagai musibah (Luk 13:1-5), diatur oleh Dia. Kejahatan sekalipun ada di bawah kuasa-Nya dan digunakan untuk rencana-Nya (Kej 50:20; Kis 2:23; Fil 1:17-18).

C. PENEBUSAN
Sekalipun manusia telah jatuh ke dalam dosa, namun Allah tetap menyatakan kemurahan-Nya. Ia mengutus Anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).  [vb]


No comments:

Post a Comment